Minggu, 28 April 2019

Koperasi KMB, Masih Jadi PR

Idealnya, KMB Kaltim dengan jumlah personel warga Batak tidak kurang dari 40 ribu se Kalimantan Timur memiliki badan usaha Koperasi. Setidaknya dari usaha ini selain bermanfaat sebagai ajang bisnis, tentu saja memberi harapan dinamisnya roda organisasi.

Usaha para anggota KMB dapat dipromosikan ke sesame anggota. Bahkan mungkin semakin membesar karena terbuka jaringan bisnis yang lebih besar.

Cita-cita itu sudah dibahas Bersama dengan anggota. Sudah pula terkumpul KTP para anggota sebagai persyaratan terbentuknya sebuah badan hokum Koperasi. Sudah pula KMB mengundang staf dari Dinas Koperasi untuk memberikan pengarahan. Sudah pula membuat formulir agar anggota mendaftar.

Akan tetapi, rencana itu kandas. Tepatnya macet di tengah jalan. Pengurus yang telah terbentuk tidak melanjutkan lagi. Tentu karena ada begitu banyak kendala tentunya. Diantaranya belum jelasnya usaha apa yang akan dikerjakan KMB.

Kendala lainnya, ya dana iuran anggota belum ditarik sehingga belum jelas bagaimana langkah berikutnya dalam bisnis koperasi ini.

Tapi, sudah lah. Tak perlu cari siapa yang salah. Sebaiknya kita pikirkan kembali, bagaimana membangun koperasi ini ke depan.

Salam bisnis…


Selamat Bergabung KMB Mahakam Ulu




Satu lagi KMB hadir di kabupaten/kota di Kaltim. Yang termuda adalah Dewan Pengurus Kabupaten Kerukunan Masyarakat Batak disingkat DPK KMB Mahakam Ulu.

Pembentukan sendiri pada 5 Pebruari 2019. Tokoh-tokoh Batak di sana berkumpul disebuah Warung Butet yang terletak di Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu. Warung Butet milik R Situmorang yang memang warga di situ.

Sebagai warga Batak yang tinggal dirantau dan berada paling ujung Provinsi Kalimantan Timur pula, tidak ada perdebatan tajam tentang pembentukan organisasi Batak ini. Semua setuju dengan ide baik tersebut, karena organisasi ini dirasa penting sebagai wadah membangun keakraban dan persatuan warga Batak. Termasuk sebagai langkah untuk menjaga budaya dan peradatan Batak di tanah rantau.

Ada 19 orang warga Batak yang tercatat dalam daftar hadir pendirian organisasi yang kemudian bergabung dengan nama DPK KMB Mahakam Ulu. Organisasi ini dipimpin ketuanya Manogar Rajagukguk, Wakil Ketua Rudi Situmorang dan Jepri Hutabarat.

Sekretaris Ferry A Marpaung SE, MSi dan wakil sekretaris Sahat Roganda Sinaga dan Robin Sinambela. Sementara Bendahara Hilda Saragih dan wakil bendahara Fermina Sianturi.

Sementara dalam komposisi Dewan Penasehat ada Budi Gunarjo Ompusunggu, Maksdonal Simanungkalit dan Johanson Simamora.

Permohonan pengesahan organisasi sudah dilayangkan para pengurus Mahakam Ulu ke DPP KMB Kaltim dan telah pula direspon dengan membuat SK nomor 21/DPP-KMB/4/2019.

Selamat buat KMB Mahakam Ulu. Tinggal menunggu pelantikan pengurus.

Rapat pembentukan organisasi etnis Batak di Kabupaten Mahakam Ulu. Hingga akhirnya memutuskan dengan nama DPK KMB Mahulu.








Kedatangan Tamu, Mahyudin Wakil Ketua MPR RI

Bersama tokoh-tokoh Batak, Wakil Ketua MPR RI Dr Mahyudin menyampaikan gagasan kebangsaan.

SAMARINDA, beritakaltim.co-  Bertamu ke Sekretariat organisasi KMB (Kerukunan Masyarakat Batak) Kalimantan Timur di Komplek Mediterania Samarinda, Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengutarakan niatnya menghadirkan kembali GBHN (Garis Besar Haluan Negara), ketika duduk mewakili rakyat Kalimantan Timur dalam lembaga DPD (Dewan Pimpinan Daerah) periode 2019-2024.

“Ini bukan bermaksud membangkitkan kembali orde baru, tapi hal yang kita anggap bagus patut kita teruskan. Tidak harus memakai nama GBHN lagi, mungkin memakai nomenklatur yang lain,” ujarnya.

Dihadapan puluhan tokoh-tokoh Batak yang tinggal di Samarinda, Rabu (3/4/2019), mantan Bupati Kutai Timur itu mengatakan, GBHN adalah hal yang bagus pada zaman Orde Baru. Dengan adanya GBHN, siapapun Presiden tapi arah dan tujuan dari pembangunan Indonesia menjadi lebih jelas.

Dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua MPR, Mahyudin mengatakan sudah berusaha memperjuangkan agar soal GBHN ini diagendakan untuk dibahas. Namun diakuinya, dia menghadapi halangan karena keputusan legislative adalah kolektif dari partai-partai politik.

“Saya merasa mentok ketika berhadapan dengan partai-partai politik. Jika partai saya mengatakan begini, sebagai kadernya saya harus tegap berdiri memperjuangkannya di DPR. Itu juga salah satu alasan saya mencalonkan diri sekarang di DPD,” kata mantan Dewan Pakar DPP Partai Golkar itu.

Tentang peluang terpilih sebagai anggota DPD, Mahyudin optimistis karena hasil survei menunjukkan dirinya menjadi satu dari 4 calon Kaltim yang bakal mengisi kursi DPD di Senayan.

“Kata survei, satu kursi sudah untuk saya. Tiga kursi lainnya masih diperebutkan,” ucap Mahyudin dengan santai, namun menyegarkan suasana karena disambut tepuk tangan dari warga Batak yang hadir. Meski begitu, katanya, dia tidak mau bersikap sombong dengan hasil survei karena yang terpenting adalah hasil pemilihan pada 17 April 2019.

Pada kesempatan itu Mahyudin mengharapkan kepada warga Batak di seluruh Kalimantan Timur untuk tidak ragu-ragu memanfaatkan dirinya ketika kelak duduk sebagai wakil Kaltim di DPD. Dia mengucapkan terima kasih kepada jajaran pengurus KMB Kaltim dan tokoh-tokoh Batak yang bersedia membuka dialog untuk maju bersama.

Selain bercerita tentang visi dan misinya di DPD, Mahyudin juga menceritakan sejarah panjang perjalanan karir politiknya sejak dari sebuah kecamatan di Sangatta. Awal karirnya di politik dimulai dari menjadi Wakil Sekretaris Partai Golkar Kecamatan Sangatta, yang kemudian terjadi pemekaran kabupaten dan mengantarkannya menjadi Sekretaris Golkar Kutai Timur.

Dari sana dia terus melejit menjadi Ketua DPD Golkar Kutim, Ketua Golkar Kaltim hingga menjadi pengurus pusat DPP Partai Golkar. Dari dunia politik itu juga membuatnya menduduki sejumlah jabatan strategis seperti Bupati Kutim dan sekarang Wakil Ketua MPR RI.

Sementara Ketua DPP KMB Kaltim Janri Manro Samosir mengungkapkan kebanggaannya bisa berdialog langsung dengan Wakil Ketua MPR. “Kami merasa tersanjung. Apalagi Pak Mahyudin sudah membuka hatinya kepada warga Batak di Kaltim,” ucap Janri Manro Samosir.

Ketua Bidang Politik Toman Manalu membalas ucapan Mahyudin yang mengatakan silakan memanfaatkan dirinya ketika duduk di DPD untuk kepentingan warga Batak Kaltim. Toman tidak ragu-ragu mengutarakan agar Mahyudin juga bersikap sama bisa memanfaatkan warga Batak Kaltim untuk kemajuan bersama.

Secara geopolitik, warga Batak dari semua puak yang berdomisil di Kaltim jumlahnya mencapai sekitar 31 ribu berdasarkan DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang diumumkan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum). “Silakan memanfaatkan potensi ini,” ujar Toman.

Dia meminta kepada Mahyudin untuk terus bersama-sama dengan Warga Batak. “Kita harapkan nanti setelah duduk di DPD selalu ada pertemuan reguler, setiap tahun Pak Mahyudin dengan warga Batak di Kaltim. Sekaligus menyerap aspirasi kami,” ucap Toman yang langsung disanggupi Mahyudin. #le




Minggu, 21 April 2019

Kegiatan Tim SADA Samarinda, Anak Muda Mengejar Impian Jadi Politisi






Berpolitik dengan gembira. Itulah sebenarnya yang diinginkan KMB Kaltim dalam menyusun program membantu para Caleg bertempur agar sukses. Karena generasi muda ini ingin belajar tentang bagaimana caranya merajut cita-cita jika terjun ke dunia politik.

Tidak ada yang tidak mungkin. Apalagi, warga Batak se Kalimantan Timur berjumlah sekitar 30 ribu yang punya hak pilih. Jika jumlah itu termanfaatkan dengan baik, semestinya ada warga Batak yang duduk di DPR RI dari Kaltim.

Anak-anak muda ini yang tergabung dalam Tim SADA diketuai Binsar Siahaan mulai berhitung untuk menjadikan potensi jumlah pemilih Batak ini sebagai pijakan awal jika ingin terjun ke dunia politik. Bagaimana mempersiapkan diri agar tingkat kesukaan (elektabilitas) juga naik tak hanya dikalangan warga Batak, tapi juga warga non Batak lainnya.

Ya, belajar politik itu sesuatu yang penting.  Tak ada popularitas dan elektabilitas yang datang secara tiba-tiba. Dia terbangun dari interaksi terarah hari demi hari. Pakar mengatakan membangun karir politik itu investasi jangka panjang.

Apa mungkin dengan memasang foto dan menulis status di facebook setiap hari sudah cukup membuat seorang politikus menjadi terkenal?

Apa cukup dengan memasang foto di baliho dan poster-poster di tepi jalan langsung membuat masyarakat mengenal kita dan kemudian memilih saat pencoblosan?

Apa betul orang Batak yang menjadi basis kesamaan identitas akan otomatis memberikan suaranya kepada Caleg Batak?

Masih banyak pertanyaan lainnya yang menjadi pembahasan sehari-hari anak-anak muda KMB Kaltim. Dunia politik tak sesedarhana yang dipikirkan. Sudah banyak buku politik dari para pakarnya, tapi pelajaran paling tinggi adalah ketika bagaimana mempraktikkannya.

Faktanya, Caleg Batak seringkali terjerambab ketika mengandalkan basis kesamaan identitas. Meski sudah melakukan pertemuan dengan punguan marga berkali-kali. Meski melakukan interaksi di punguan parsuhatoan, perolehan suara masih sering tak signifikan dengan jumlah real basis orang Batak.

Itu yang terjadi di Kaltim. Pendekatan caleg melalui pesta-pesta Bonataon, gereja maupun marga dan parsahutaon, tidak cukup memberikan efek electoral.

Jadi, bagaimana ke depan para Caleg Batak di Kaltim?

Walaupun menggunakan strategi kesamaan identitas Batak tak ampuh dalam praktik perpolitikan Caleg Batak, tapi bukan berarti harus disingkirkan. Basis itu tetap harus dipelihara, hanya saja pendekatannya yang harus beda.

Untuk meraih suara atau tingkat electoral, apakah itu ditingkat basis kesamaan identitas  (RAS dan Golongan) atau bukan, rumusnya tetap sama. Rumusan politiknya adalah; pertama naikkan popularitas dan kedua raih elektablitas.

Hanya dua cara ini yang wajib menjadi investasi para politisi. Investasi harus dimulai dari sekarang. Paling mudah adalah tetangga dekat di RT. Kemudian kelurahan, kecamatan dan satu isi kota.

Begitu seterusnya bagi politisi yang ingin meraih popularitas lebih tinggi skala provinsi maupun nasional.

Media massa, baliho dan spanduk adalah alat bantu untuk menaikkan popularitas. Termasuk media social seperti facebook, twitter, WhatsApp dan Instagram sebagai platform popular saat ini.

Tapi, itu baru popularitas saja. yang mungkin saja popularitas tak linear dengan tingkat kesukaan orang kepada sang politisi. Sebab ada saja pandangan negative dari masyarakat setelah melihat poster-poster sang politisi.

Paling efektif adalah dengan cara bertemu langsung. Inilah kenapa Tim SADA mengusulkan dilakukan kanvasing dan door to door.

Kanvasing adalah membagikan APK (alat peraga kampanye) dari rumah ke rumah, sedangkan door to door adalah aksi mengetuk pintu rumah warga dan bertatapmuka memperkenalkan Caleg yang maju.

Lebih baik lagi kalau si caleg yang turun langsung mengetuk rumah bakal calon pemilih. Di situ si caleg merasakan bagaimana sikap emosi rakyat secara langsung. Dan jangan kaget jika ada warga yang menolak bahkan mengusir begitu mengetahui maksud si caleg.

Sudah kah caleg Batak di Kaltim melakukan praktik politik seperti ini?

Mari kita evaluasi kembali.





Tim SADA Sang Pelayan Caleg Batak


KMB Kaltim punya tugas untuk membantu suksesnya orang Batak di Kaltim meraih cita-cita seperti menjadi legislatif, jabatan eksekutif atau yudikatif dan lainnya di Bumi Etam yang menjadi tempat perantauan.

Karena tugas yang masuk dalam program KMB Kaltim tersebut maka dibentuklah Timsus alias Tim Khusus. Tugasnya adalah mengakomodir warga Batak yang ingin maju dalam pemilu legislative 17 April 2019.

Timsus dinakohdai Amirullah Siahaan (Ketua) dan Sekretaris Taat Sidabutar serta Bendahara Nursaidah Br Siregar.

Selain membuka pendaftaran para caleg yang akan maju dalam kontestasi Pemilu 17 April 2019, Timsus Bersama KMB juga membentuk Tim SADA yang disetting menjadi ujung tombak pergerakan membantu para caleg Batak.

Konsep awalnya, Tim SADA ada diseluruh kabupaten/kota. Ini adalah fasilitas yang dibuat organisasi-organisasi Batak di kabupaten/kota untuk melayani kebutuhan para Caleg dalam berkompetisi politik. Bahasa lain, Tim SADA adalah Timses (Tim Sukses) para caleg Batak untuk maju. Tugasnya adalah pendampingan kebutuhan-kebutuhan gerakan politik para caleg di lapangan.

Apa saja kebutuhan caleg Batak?

Sesuai dengan fungsinya, maka organisasi KMB bertindak sebatas melakukan kegiatan seperti menaikkan popularitas dan elektabilitas di kalangan warga Batak. Menurut data, diseluruh Kalimantan Timur terdapat sekitar 30 ribu warga Batak yang punya hak pilih, sesuai DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang dikeluarkan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) untuk Pilgub Kaltim tahun 2018 lalu.

Kegiatan menaikkan popularitas itu harus ditempuh dengan beberapa tahapan.

Pertama adalah memperkenalkan para caleg dengan cara menyuarakan di dalam komunitas marga, gereja, pengajian bagi Batak Muslim. Juga memperkenalkan melalui flyer-flyer yang diposting di media sosial seperti facebook, twitter dan WAG (WhatsApp Grup).

Kedua, kanvasing. Yakni membagikan APK (Alat Peraga Kampanye) seperti Kartu Nama, kalender, poster kepada warga Batak, diberbagai pertemuan. Tim SADA memanfaatkan berbagai pertemuan seperti Bonataon marga dan parsahutaon.

Ketiga, door to door. Atau mengetuk pintu rumah-rumah orang Batak. Tim SADA bertatap muka dengan warga Batak dengan 5 agenda, yakni:
       1) Mencatat nama, alamat dan nomor TPS untuk memastikan punya hak pilih,yakni KTP-e.
       2) mengajak untuk tidak golput dan bersemangat berangkat ke TPS (Tempat Pemungutan Suara)    pada 17 April 2019.
      3) Memperkenalkan caleg-caleg Batak yang maju dan dipilih. Sekaligus mempraktekkan bagaimana mencoblos. Seperti nama partai dan nomor caleg Batak.
      4). Mendata berapa orang yang potensi memilih Caleg Batak dan apakah dia mampu mempengaruhi para tetangga yang non Batak untuk memilih Caleg Batak.
      5). Mengajak apakah bersedia menjadi relawan saksi untuk TPS-nya dengan melaporkan hasil perolehan suara caleg Batak pada saat Pemilu berlangsung 17 April 2019.

Keempat, membentuk tim paska Pemilu. Yakni bekerja mengumpulkan formulir C1 atau perhitungan suara di TPS dan menghitung perolehan suara Caleg Batak di masing-masing TPS.

Sayangnya, kegiatan yang sudah dirancang oleh Bidang Politik KMB Kaltim bersama dengan Timsus dan Tim SADA tidak berjalan mulus sesuai rencana. Caleg-caleg DPD, DPR RI dan Caleg Provinsi Dapil tidak semua merespon, dengan berbagai alasan. Diantaranya karena sudah memiliki tim sendiri.

Hingga akhirnya Rapat Pengurus KMB Kaltim memutuskan hanya menggerakkan Tim SADA untuk Kota Samarinda. Tim SADA Samarinda dipimpin Binsar Siahaan, dengan anggota Devi Sihaloho, Rena Napitupulu, Nobeltasari Pane, Nita Purba, Ricky.

Ketika Keputusan Rapat itu digulirkan dan dishare kepada caleg-caleg di Samarinda, ternyata juga hanya direspon oleh Nixson Butarbutar sebagai caleg DPRD Provinsi Kaltim Dapil Samarinda, dan Caleg Jhonny Wagner Sianipar untuk Caleg DPRD Samarinda, Dapil Samarinda Ulu. Kedua caleg ini berasal dari Hanura.

Begitulah sekilas tentang Tim SADA. Hingga akhinrya Tim SADA hanya mampu bergerak menemui sekitar 1000 warga Batak saja, yakni di Samarinda Ilir, Kota, Sambutan, Samarinda Seberang dan Palaran.

Program sudah dibuat, formula kemenangan sudah disusun. Tapi, respon para caleg minim sekali. Ini akan menjadi catatan penting untuk membenahi Tim Kemenangan Caleg Batak pada Pemilu 2024 mendatang.


 Berikut foto-foto kegiatan mereka.



























Sabtu, 20 April 2019

Pelantikan Nixson Butarbutar Menjadi Anggota DPRD Kaltim


SAMARINDA, beritakaltim.co- Usai dilantik menjadi anggota DPRD Kaltim, politisi Partai Hanura Nixson Butarbutar langsung tancap gas. Dengan sisa waktu masa jabatan sekitar 9 bulan, pria kelahiran Tanjung Morawa, 3 Juli 1969 itu mengakui tertarik bergabung dalam Komisi 1.

“Saya cocok dengan bidang-bidang di Komisi 1 ,” ujarnya kepada beritakaltim.co, Selasa (27/11/2018). Dalam Tupoksi DPRD, Komisi 1 yang dimaksud Nixson membidangi pemerintahan Umum, Ketertiban dan Keamanan, Kependudukan, Komunikasidan Informasi, Hukum dan Perundang-Undangan, Pertanahan, Kepegawaian/Aparatur, Sosial, Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan Perizinan, dan Badan Pengembangan Wilayah dan Perbatasan.

Tapi dia menunggu penugasan dari Partai Hanura. Nixson mengaku siap meskipun tidak berada di Komisi 1. Nixson adalah anggota DPRD Kaltimhasil Pengganti Antar Waktu (PAW) dari Herwan Susanto yang sekarang pindah partai dari Hanura ke PKB (Partai Kebangkitan Bangsa). Herwan sebelumnya mengisi Komisi 3, membidangi Pekerjaan Umum, Perencanaan Pembangunan, Perhubungan, Pertambangan dan Energi, Perumahan Rakyat dan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan Daerah.

Kepada Wartawan, Nixson mengakui akan maksimal menjadi pelayan rakyat disisa masa jabatannya. “Saya akan turun memperjuangkan apa keinginan rakyat Kaltim,” ucap aktivis sejumlah organisasi berkaitan pengusaha bidang elektrik alias listrik ini.

Pelantikan Nixson, Senin (26/11/2018), berlangsung lancar dipimpin Ketua DPRD H Syahrun. Sejumlah tokoh Batak hadir diantaranya Ivan Sitanggang dan Ketua KMB (Kerukunan Masyarakat Batak) Kaltim Janri Manro Samosir dan Tunggul Butarbutar. Terlihat juga sejumlah pengurus KMB, Toman Manalu, Taat Sidabutar dan APT Manalu. #le


https://beritakaltim.co/2018/11/27/nixson-butarbutar-penghuni-baru-karang-paci-ini-konsennya/

Pelayanan Flyer KMB Kaltim untuk Caleg Batak





Selain membentuk Timsus yang bekerja menjaring dan mengumumkan nama-nama Caleg-caleg Batak, sejumlah kegiatan untuk mendukung caleg-caleg ini agar naik popularitasnya juga sudah dibuat.

Diantaranya adalah membuat flyer-flyer untuk ditampilkan di baliho atau media social, seperti facebook, twitter dan WhatsApp.

Berikut di antaranya flyer-flyer yang didesain oleh KMB tersebut:
























Suku Batak Angkola

Kiriman dari Hasanul Haq Batubara Suku Batak Angkola adalah salah satu sub-etnis dari Suku Batak. Tanah ulayat Suku Batak Angkola berada di ...