Minggu, 21 April 2019

Kegiatan Tim SADA Samarinda, Anak Muda Mengejar Impian Jadi Politisi






Berpolitik dengan gembira. Itulah sebenarnya yang diinginkan KMB Kaltim dalam menyusun program membantu para Caleg bertempur agar sukses. Karena generasi muda ini ingin belajar tentang bagaimana caranya merajut cita-cita jika terjun ke dunia politik.

Tidak ada yang tidak mungkin. Apalagi, warga Batak se Kalimantan Timur berjumlah sekitar 30 ribu yang punya hak pilih. Jika jumlah itu termanfaatkan dengan baik, semestinya ada warga Batak yang duduk di DPR RI dari Kaltim.

Anak-anak muda ini yang tergabung dalam Tim SADA diketuai Binsar Siahaan mulai berhitung untuk menjadikan potensi jumlah pemilih Batak ini sebagai pijakan awal jika ingin terjun ke dunia politik. Bagaimana mempersiapkan diri agar tingkat kesukaan (elektabilitas) juga naik tak hanya dikalangan warga Batak, tapi juga warga non Batak lainnya.

Ya, belajar politik itu sesuatu yang penting.  Tak ada popularitas dan elektabilitas yang datang secara tiba-tiba. Dia terbangun dari interaksi terarah hari demi hari. Pakar mengatakan membangun karir politik itu investasi jangka panjang.

Apa mungkin dengan memasang foto dan menulis status di facebook setiap hari sudah cukup membuat seorang politikus menjadi terkenal?

Apa cukup dengan memasang foto di baliho dan poster-poster di tepi jalan langsung membuat masyarakat mengenal kita dan kemudian memilih saat pencoblosan?

Apa betul orang Batak yang menjadi basis kesamaan identitas akan otomatis memberikan suaranya kepada Caleg Batak?

Masih banyak pertanyaan lainnya yang menjadi pembahasan sehari-hari anak-anak muda KMB Kaltim. Dunia politik tak sesedarhana yang dipikirkan. Sudah banyak buku politik dari para pakarnya, tapi pelajaran paling tinggi adalah ketika bagaimana mempraktikkannya.

Faktanya, Caleg Batak seringkali terjerambab ketika mengandalkan basis kesamaan identitas. Meski sudah melakukan pertemuan dengan punguan marga berkali-kali. Meski melakukan interaksi di punguan parsuhatoan, perolehan suara masih sering tak signifikan dengan jumlah real basis orang Batak.

Itu yang terjadi di Kaltim. Pendekatan caleg melalui pesta-pesta Bonataon, gereja maupun marga dan parsahutaon, tidak cukup memberikan efek electoral.

Jadi, bagaimana ke depan para Caleg Batak di Kaltim?

Walaupun menggunakan strategi kesamaan identitas Batak tak ampuh dalam praktik perpolitikan Caleg Batak, tapi bukan berarti harus disingkirkan. Basis itu tetap harus dipelihara, hanya saja pendekatannya yang harus beda.

Untuk meraih suara atau tingkat electoral, apakah itu ditingkat basis kesamaan identitas  (RAS dan Golongan) atau bukan, rumusnya tetap sama. Rumusan politiknya adalah; pertama naikkan popularitas dan kedua raih elektablitas.

Hanya dua cara ini yang wajib menjadi investasi para politisi. Investasi harus dimulai dari sekarang. Paling mudah adalah tetangga dekat di RT. Kemudian kelurahan, kecamatan dan satu isi kota.

Begitu seterusnya bagi politisi yang ingin meraih popularitas lebih tinggi skala provinsi maupun nasional.

Media massa, baliho dan spanduk adalah alat bantu untuk menaikkan popularitas. Termasuk media social seperti facebook, twitter, WhatsApp dan Instagram sebagai platform popular saat ini.

Tapi, itu baru popularitas saja. yang mungkin saja popularitas tak linear dengan tingkat kesukaan orang kepada sang politisi. Sebab ada saja pandangan negative dari masyarakat setelah melihat poster-poster sang politisi.

Paling efektif adalah dengan cara bertemu langsung. Inilah kenapa Tim SADA mengusulkan dilakukan kanvasing dan door to door.

Kanvasing adalah membagikan APK (alat peraga kampanye) dari rumah ke rumah, sedangkan door to door adalah aksi mengetuk pintu rumah warga dan bertatapmuka memperkenalkan Caleg yang maju.

Lebih baik lagi kalau si caleg yang turun langsung mengetuk rumah bakal calon pemilih. Di situ si caleg merasakan bagaimana sikap emosi rakyat secara langsung. Dan jangan kaget jika ada warga yang menolak bahkan mengusir begitu mengetahui maksud si caleg.

Sudah kah caleg Batak di Kaltim melakukan praktik politik seperti ini?

Mari kita evaluasi kembali.





2 komentar:

Suku Batak Angkola

Kiriman dari Hasanul Haq Batubara Suku Batak Angkola adalah salah satu sub-etnis dari Suku Batak. Tanah ulayat Suku Batak Angkola berada di ...